Rabu, 04 Januari 2012

Pada tanggal itu Irul menjawab semuanya, saat itu juga keputusan telah di ambil Irul. Perasaan Dea tidak terbalaskan. Saat itu Dea cukup mengerti keadaan itu, walaupun dia ngga bisa membohongi diri nya sendiri tentang rasa sakit itu. Dea pulang dengan tanpa perasaan, semua hanya harapan kosong, semua hanya kebahagiaan sesaat, pikir Dea saat itu. Tapi Dea jauh lebih ngga bisa membohongi perasaannya sendiri kalau dia benar-benar mencintai Irul. Dan perasaan itu tidak pernah berubah sedikitpun (sampai detik ini). Sekitar 3 minggu kemudian Dea melihat kenyataan pahit yang benar-benar membuatnya luluh, membuatnya jatuh, kenyataan yang harus dia terima lagi untuk yang kesekian kalinya, keadaan yang membuatnya benar-benar jatuh untuk kesekian kalinya. "Irul jadian denga perempuan lain." hati perempuan mana yang ngga sakit melihat kenyataan itu??
Namun, Dea ngga bisa membenci Irul, perasaannya terhadap Irul tetap sama, ngga ada yang berubah. Setiap hari dia melihat profil Irul di salah satu jejaring sosial. Dea hanya bisa berandai-andai saat itu, hanya berharap suatu saat diri nya lah yang membuat Irul bahagia, suatu saat dirinya lah yang ada di samping Irul, susah ataupun senang, dirinya lah yang menemani Irul dalam keadaan apapun, tapi semua itu hanya harap untuk Dea saat itu. Hari demi hari Dea menantikan saat-saat seperti itu, dia menunggu, setiap hari, setiap saat.
"Ka, mau di kenalin ngga sama temannya Nino. Kenalan dulu aja ngga apa-apa." tanya Khaulah.
"Ngga ah, males." jawab Dea cuek.
"Kenalan doang, beneran deh. Kalo cocok lanjut, kalo ngga yaudah ngga usah diterusin."
"Ngga mau Khaulah." tambah cuek
"Kenapa? Irul lagi? Masih aja ngarepin tuh orang, mending dia ngarepin kakak. Kenyataannya aja ngga kan. Udah lah jangan kaya orang bego deh nunggu orang yang ngga pasti perasaannya." jawab Khaulah kesal.
"Kamu ngga pernah ngerti perasaan aku, kamu ngga pernah ada di posisi aku makanya kamu dengan gampangnya ngomong seperti itu." jawab Dea lebih kesal sambil berlalu pergi meninggalkan Khaulah yang terdiam di kamarnya.
Khaulah terus memanggil-manggil Dea yang berlalu pergi meninggalkan Khaulah sendiri, tapi Dea masih terus berjalan. Berhari-hari Khaulah merayu Dea, sampai akhirnya Dea menerima tawaran sepupunya itu. Dea kenalan dengan seseorang, masa perkenalan mereka tidak terlalu lama, sampai akhirnya mereka mempunya hubungan khusus. Saat itu Dea masih belajar mencoba sayang sama orang lain selain Irul, belajar untuk menerima orang lain selain Irul. Hubungan mereka berjalan bulan demi bulan, hingga akhirnya tepat awal Agustus hubungan mereka berakhir, dan masih dengan alasan yang sama. Hati dan perasaan Dea ternyata ngga bisa menerima orang lain selain Irul, hati Dea ngga bisa menyayangi orang lain selain Irul. Dea tau itu sangat menyakitkan buat orang itu, tapi itu akan lebih menyakitkan lagi kalo Dea terus-teruskan mempertahankan hubungan itu tanpa perasaan yang tulus dari Dea. Tepat tanggal 4 Agustus Dea mengakhiri hubungannya dengan seseorang itu. Dea dan Irul pun semakin dekat. Mereka sering Chat, YM sampai waktu sahur tiba (saat itu bulan ramadhan). Mereka sering memberi kabar lagi, saling mengirimkan pesan seperti tahun lalu. Dan tepat di tanggal 15 Agustus, Irul menyatakan perasaannya terhadap Dea.
Kali ini Dea benar-benar bahagia, akhirnya semua harapannya menjadi kenyataan, harapannya kini bukan lagi harapan kosong belaka, harapannya kini sebuah kenyataan dalam kehidupannya, bukan lagi sekedar angan-angan dalam kehidupannya. Pada tanggal itu pula mereka resmi mempunyai hubungan khusus. Hari-hari dilaluinya dengan perasaan BAHAGIA. Mereka seru-seruan bareng, pokonya itu hal terindah yang pernah di alami Dea sepanjang hidupnya, dan Dea ngga akan melupakan saat-saat bahagia itu.
Ketika mereka kembali menjalani aktivitas masing-masing, hubungan mereka sedikit tergoyak. Mereka lebih sering bertengkar dari pada akurnya. Jadwal pertemuan mereka pun di atur 2 minggu sekali. Bulan Oktober menjadi bulan yang berat buat Dea, karena pada bulan itu hubungan mereka benar-benar di ujung tanduk, baru sebentar akur, mereka bertengkar lagi. Tapi masa-masa itu berakhir di akhir Oktober. Awal November mereka tidak sering lagi bertengkar, malah mereka lebih sering akurnya. Tapi semua itu berubah di awal Bulan Desember, Dea kehilangan semua harapannya, Dea kehilangan orang yang selama ini dia sayang, selama bertahun-tahun. Mereka memutuskan untuk berpisah karena suatu masalah, karena suatu alasan yang memang mengharuskan mereka berpisah. Mereka mengakhiri hubungannya pada tanggal 4 Desember 2011. Semenjak saat itu, Dea tidak lagi seceria kemaren-kemaren, Dea lebih sering murung, lebih sering menyendiri. Dea benar-benar hilang harap, hilang semangat. Hari-hari nya di lalui dengan kesedihan, air mata. Memang sahabat-sahabatnya selalu menemaninya, selalu menghiburnya, tapi Dea masih merasa kesepian. Yang Dea butuhkan hanya Irul, dia tidak menyangka hubungannya akan berakhir secepat ini. Harapannya berakhir secepat ini. Masih teringat jelas semua kenangan-kenangan bahagia bersama Irul walaupun hanya beberapa bulan. Sampai detik ini Dea masih menyayangi Irul masih mengharapkan Irul kembali. Sampai detik ini perasaannya masih tetap sama dengan perasaannya 10 tahun lalu. Perasaannya tidak akan pernah berubah.
3 Bulan jauh memberikan kebahagiaan yang berarti buat Dea. 3 Bulan bersama orang yang dia sayang jauh lebih bahagia, jauh lebih menyenangkan. Saat ini, Dea masih tetap menanti, menunggu saat-saat itu datang lagi, berharap saat-saat itu kembali lagi dalam kehidupannya. Menunggu Irul kembali kedalam hidupnya selama-lamanya. Dea tidak akan pernah bisa untuk melupakan semua yang telah terjadi selama beberapa bulan terakhir ini. Dea masih merindukannya, menyayanginya, mencintainya. Kini, saat ini, hari ini, tepat 1 bulan putusnya hubungan mereka, tepat 1 bulan berakhirnya hubungan mereka, tepat berakhirnya harapan Dea, berakhirnya mimpi-mimpi Dea selama bertahun-tahun, berakhirnya semangat hidup Dea, satu yang tidak pernah berakhir dalam hidup Dea, Perasaan, Cinta, Kasih Sayang terhadap Irul. Sampai kapanpun perasaan itu akan tetap ada.
"Berharap Kamu Akan Kembali di Sisiku lagi. Aku disini tidak akan pernah melupakanmu, disini aku menantimu, disini aku menunggumu, disini aku berharap, disini aku merindukanmu. Kembalilah suatu saat nanti, buatlah aku tersenyum lagi. Jangan kamu pergi selama-lamanya dari hidupku. Kembalilah, kembalilah, :'("

Tidak ada komentar:

Posting Komentar